Ihsan Magazine - Brandy Korman mulanya hanyalah gadis amerika biasa. Penampilannya pun tak banyak berbeda dengan gadis lainnya, kerap menggunakan celana jeans dan berkaus ketat.
Brandy juga seorang mahasiswi Jurusan Bisnis di Universitas Indiana, South Bend. Dia adalah mahasiswa katolik yang cukup kritis mempertanyakan keimanannya.
Peristiwa 11 September bagi sebagian besar masyarakat Amerika Serikat dianggap sebagai sebuah potret buram Islam di negeri Paman Sam itu. Mereka semua marah dan mengecam pelaku tragedi itu, tidak terkecuali Brandy.
Tragedi itu kemudian membuat Brandy mencari tahu apakah Islam mengajarkan kekerasan. Menggunakan mesin pencari google, dia kemudian mulai mempelajari Islam.
"Saat itu, saya bukan sekadar ingin tahu. Apa yang ada di kepala saya adalah agama macam apa yang memerintahkan pemeluknya untuk membunuh orang," kata Brandy dalam buku 'Kutemukan Surga-Mu dalam Islam' halaman 56-57, seperti dikutip merdeka.com, Kamis (18/7).
Dia terus berupaya untuk mencari tahu bagaimana wajah Islam sebenarnya. Brandy pun membaca banyak buku tentang Islam, tidak ketinggalan Alquran yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris.
Namun, pencariannya tidak menemukan apa yang selama ini dia sangkakan. "Ribuan halaman saya baca, dan saya tidak menemukan adanya ajaran Islam yang menyuruh orang untuk saling membunuh. Ajaran Islam mengajarkan manusia untuk berserah diri kepada Allah dan melarang membunuh orang yang tidak berdosa meskipun atas nama agama," terang Brandy.
Bahkan, saat membaca Alquran dengan seksama, Brandy sama sekali tidak menemukan hal-hal yang bertentangan dengan keyakinannya. "Ketika saya membaca isi Alquran, saya tidak menemukan hal-hal yang tidak saya setujui seperti ketika saya membaca Injil. misalnya, tentang prinsip Trinitas yang selama ini selalu saja saya pertanyakan," kata dia.
Penggalian informasi tentang Islam dari berbagai literatur yang dia jalani ternyata belum sepenuhnya mampu meyakinkan Brandy. Dia pun berkunjung ke masjid yang dikelola oleh Islamic Society of Michiana, yang terletak di kota South Bend, dan memperhatikan cara ibadah orang Islam.
Brandy pun kerap berdiskusi dengan teman-temannya seputar Islam. Setelah tiga bulan berkunjung ke masjid itu, Brandy memutuskan untuk memeluk Islam.
Namun demikian, Brandy masih kerap menemukan banyak kendala setelah menjadi seorang Muslimah. Dia harus meyakinkan keluarganya bahwa apa yang dipilihnya merupakan pilihan tepat.
Kini, Brandy telah mengenakan jilbab dan berganti nama menjadi Zahra Abaza, setelah menikah dengan seorang Muslim dari Alexandria, Mesir, Osama Abaza. Brandy, yang kini kerap disapa Zahra, menjadi salah satu aktivis pada Islamic Society of Michiana.
Brandy juga seorang mahasiswi Jurusan Bisnis di Universitas Indiana, South Bend. Dia adalah mahasiswa katolik yang cukup kritis mempertanyakan keimanannya.
Peristiwa 11 September bagi sebagian besar masyarakat Amerika Serikat dianggap sebagai sebuah potret buram Islam di negeri Paman Sam itu. Mereka semua marah dan mengecam pelaku tragedi itu, tidak terkecuali Brandy.
Tragedi itu kemudian membuat Brandy mencari tahu apakah Islam mengajarkan kekerasan. Menggunakan mesin pencari google, dia kemudian mulai mempelajari Islam.
"Saat itu, saya bukan sekadar ingin tahu. Apa yang ada di kepala saya adalah agama macam apa yang memerintahkan pemeluknya untuk membunuh orang," kata Brandy dalam buku 'Kutemukan Surga-Mu dalam Islam' halaman 56-57, seperti dikutip merdeka.com, Kamis (18/7).
Dia terus berupaya untuk mencari tahu bagaimana wajah Islam sebenarnya. Brandy pun membaca banyak buku tentang Islam, tidak ketinggalan Alquran yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris.
Namun, pencariannya tidak menemukan apa yang selama ini dia sangkakan. "Ribuan halaman saya baca, dan saya tidak menemukan adanya ajaran Islam yang menyuruh orang untuk saling membunuh. Ajaran Islam mengajarkan manusia untuk berserah diri kepada Allah dan melarang membunuh orang yang tidak berdosa meskipun atas nama agama," terang Brandy.
Bahkan, saat membaca Alquran dengan seksama, Brandy sama sekali tidak menemukan hal-hal yang bertentangan dengan keyakinannya. "Ketika saya membaca isi Alquran, saya tidak menemukan hal-hal yang tidak saya setujui seperti ketika saya membaca Injil. misalnya, tentang prinsip Trinitas yang selama ini selalu saja saya pertanyakan," kata dia.
Penggalian informasi tentang Islam dari berbagai literatur yang dia jalani ternyata belum sepenuhnya mampu meyakinkan Brandy. Dia pun berkunjung ke masjid yang dikelola oleh Islamic Society of Michiana, yang terletak di kota South Bend, dan memperhatikan cara ibadah orang Islam.
Brandy pun kerap berdiskusi dengan teman-temannya seputar Islam. Setelah tiga bulan berkunjung ke masjid itu, Brandy memutuskan untuk memeluk Islam.
Namun demikian, Brandy masih kerap menemukan banyak kendala setelah menjadi seorang Muslimah. Dia harus meyakinkan keluarganya bahwa apa yang dipilihnya merupakan pilihan tepat.
Kini, Brandy telah mengenakan jilbab dan berganti nama menjadi Zahra Abaza, setelah menikah dengan seorang Muslim dari Alexandria, Mesir, Osama Abaza. Brandy, yang kini kerap disapa Zahra, menjadi salah satu aktivis pada Islamic Society of Michiana.
*) P.S: Jika anda benar-benar mengalami kendala untuk mendapatkan wanita pujaan anda,
saya sarankan anda bergabung di
www.pencinta-wanita.com
, silahkan mendaftar menjadi anggota dan pelajari materi-materi yang dikirimkan Ronald Frank lewat email atau baca langsung di member area, untuk sementara pendaftaran anggota gratis. Daftar sekarang juga dan dapatkan bonus senilai Rp10.000.000,- (dibaca sepuluh juta).
0 comments:
Post a Comment