Home » , , » Jokowi dan Ekspos Media, Berlebihankah?

Jokowi dan Ekspos Media, Berlebihankah?

Joko Widodo (Jokowi) tiba-tiba menjadi rising star, setelah muncul di media, dengan gebrakannya yang mencoba untuk mempergunakan mobil buatan siswa SMK untuk jadi mobil dinasnya, ketika ia masih menjadi walikota Solo. Itu adalah kejadian sekitar 2 tahun yang lalu, bagaimana dengan saat ini?
Jokowi + Media = Jokowinisti? 
Sejak Jokowi didorong oleh partainya,  PDI Perjuangan dan Jusuf Kalla, untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta, bersama dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang merupakan koalisi antara PDIP dan Gerindra, seketika media massa mulai sedikit ‘gila’, dengan mengekspos cara-cara kampanye yang dilakukan Jokowi, seperti blusukannya yang sangat terkenal, dan gaya dualisme kepemimpinan (Jokowi blusukan, Ahok di kantor).
Boleh diakui, cara kampanye yang dilakukan Jokowi-Ahok – boleh dikatakan – revolusioner, dengan cara mendekati rakyatnya dengan sistem blusukan. Sebetulnya, blusukan itu seharusnya diam-diam, tidak ada sorot media sama sekali, dan pemimpinnya harus muncul apa adanya. Namun, karena media, blusukan bisa jadi berarti : keramaian masyarakat, diikuti media dari A sampai Z, dan sang pemimpin tampil dengan banyak ‘dramatis’. Sebetulnya yang salah fokus siapa?
Itu baru soal blusukan, belum soal ekspos yang lain. Jika dilihat, sejak Jokowi mulai menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, cukup banyak deretan berita seputar Jokowi, dari blusukannya ke perkampungan, bersepeda ke balai kota, peninjauan pasar, hingga wawancara dengan Jokowi. Apa wawancaranya? Ya, tentang Jokowi di rumah. Coba, apa pentingnya? Perasaan pemimpin sebelumnya, belum pernah diekspos sampai segitunya. Bukannya saya membela yang sebelumnya, hanya saya agak bingung dengan eksposnya Jokowi ini. Bagi anda yang merupakan bagian dari redaksi media massa, apa itu TV, radio, portal berita online, koran, dan lain sebagainya yang kebetulan membaca artikel ini, saya mau tanya :
1. Bagaimana anda menjelaskan, tentang porsi pemberitaan Jokowi yang rata-rata (maaf) kurang penting (dibandingkan perkembangan kasus korupsi, ataupun hal yang lebih penting secara nasional), tapi justru hadir lebih banyak, dalam media tempat anda bekerja/yang anda miliki ?
2. Apa relevansi media anda, dengan Jokowi, sehingga media anda begitu meliput Jokowi hingga sampai ke rumahnya segala? Sementara, pemimpin yang lain belum pernah saya lihat sampai sedalam itu. Kalaupun ada, mohon maaf liputan tersebut belum mendunia seperti liputan Jokowi.
3. Bagaimana pendapat anda tentang hadirnya dukungan Jokowi for President 2014? Juga, bagaimana pendapat anda tentang hadirnya grup Facebook, yang berusaha mendukung Jokowi, bahkan cenderung fanatik, dan menganggap tokoh lainnya tidak bagus? Kira-kira, apa relevansinya dengan pemberitaan yang selama ini telah media anda buat?
4. Apakah media anda sudah menyiapkan “kanal” khusus untuk berita-berita Jokowi, jika dia terpilih jadi Presiden?
Silahkan jawab dalam hati dan pikiran anda. Yang jelas, pencitraan Jokowi sudah terlalu berlebihan. Bagaimana? Perlukah belajar keberimbangan membuat dan membaca berita? Cerdaslah melihat media. Sekian

*) P.S: Jika anda benar-benar mengalami kendala untuk mendapatkan wanita pujaan anda,
saya sarankan anda bergabung di www.pencinta-wanita.com , silahkan mendaftar menjadi anggota dan pelajari materi-materi yang dikirimkan Ronald Frank lewat email atau baca langsung di member area, untuk sementara pendaftaran anggota gratis. Daftar sekarang juga dan dapatkan bonus senilai Rp10.000.000,- (dibaca sepuluh juta).

0 comments:

Post a Comment